Kecerdasan Buatan Generatif atau populer disebut dengan Generative Artificial Intelligence (Gen-AI) adalah tipe kecerdasan buatan yang berfungsi sebagai pembuat konten. Karena output yang dihasilkan cukup menakjubkan, penggunaannya semakin marak di era digital dalam menghasilkan Ciptaan berupa karya tulis, gambar, musik, video, bahkan bahasa pemrograman (coding).
Nama-nama seperti ChatGPT, Gemini dari Google, Midjourney, Copilot, hingga Firefly hanya sebagian kecil dari Gen-AI yang jumlahnya terus berkembang setiap bulannya, bahkan terus tumbuh beragam Gen-AI baru dengan kemapuan yang semakin canggih.
Namun, pemakaian Gen-AI ini mengundang kontroversi. Karena untuk menghasilkan suatu karya, Gen-AI ditengarai mengambil data dan memodifikasinya dari karya-karya yang sudah ada tanpa izin. Cukup dengan memasukan sejumlah detail perintah dalam bentuk deskripsi atau prompt, Gen-AI dapat menghasilkan karya apa pun seperti yang Anda minta.
Lalu bagaimana penggunaan Gen-AI yang baik dan benar sehingga tidak melanggar Kekayaan Intelektual?
Baru-baru ini Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) telah memberikan panduan lengkap, termasuk “check-list” agar Anda yang menjalankan bisnis terkait Gen-AI bisa lebih memahami, termasuk terhindar dari pelanggarannya.
Namun sebelumnya, kita harus memahami bagaimana cara Gen-AI bekerja.
Biaya Mahal dengan Banyak Potensi Permasalahan
Dalam membuat sebuah Gen-AI, dibutuhkan biaya yang sangat besar, mulai dari puluhan hingga ratusan juta dolar Amerika Serikat. Biaya besar ini dibutuhkan untuk memperbanyak koleksi data dan membangun sistem atau program yang canggih hingga mampu melatih Gen-AI, untuk dapat mengolah data-data tersebut menjadi sebuah karya baru sesuai keinginan pengguna. Karena tanpa koleksi data yang besar, karya yang dihasilkan tidak akan memiliki banyak variasi, alias monoton, yang akhirnya akan kalah dalam persaingan, dan ditinggalkan oleh pengguna.
Karena biaya yang besar itulah, banyak pengembang Gen-AI yang melakukan “penghematan” dengan membuat Gen-AI miliknya berdasarkan Gen-AI yang sudah ada sebelumnya, namun diperkaya dengan menambahkan koleksi data yang mereka punya, dan dilatih untuk melakukan tugas baru yang lebih canggih.
Dari sanalah mulai terpetakan potensi masalah dalam penggunaan Gen-AI dalam bisnis. Potensi masalah itu adalah sebagai berikut:
- Terlalu Cepat Berkembang
Kemampuan Gen-AI yang dapat melakukan banyak hal masih merupakan langkah awal dari perkembangan teknologi yang sangat pesat, sehingga belum dapat dibayangkan penggunaan optimalnya dalam suatu bisnis. - Terminologi Kontrak yang Beragam
Karena perkembangan yang cepat tadi, perjanjian kontrak atas pemanfaatannya masih belum menemukan bentuk yang seragam. Masih belum ada kesepakatan bersama mengenai pemuatan kontrak yang mencakup berapa jumlah royalti yang harus dibayarkan dari pemanfaatan Gen-AI yang sudah ada, apakah melibatkan Rahasia Dagang atau informasi rahasia lainnya, kepemilikan dari karya yang dihasilkan, ada atau tidaknya skema ganti rugi dari penggunaan, kewajiban yang mengatur pengguna untuk mengurangi resiko pelanggaran, pemantauan penggunaan, hingga pasal yang mengatur hak dan kewajiban dari staf yang melakukan pelatihan dan pengembangan AI itu sendiri. - Masalah Terkait Pelatihan Data
Sejumlah Gen-AI dilatih berdasarkan materi atau data yang tersedia di internet, termasuk karya yang dilindungi Hak Cipta, data pribadi, data biometrik, juga konten ilegal dan/atau berbahaya. Hingga kini para pemangku kepentingan masih melitigasi bagaimana pengambilan, pengunduhan, dan pemrosesan materi, hingga output-nya yang dapat mengakibatkan pelanggaran Hak Cipta, privasi, dan kontrak. Perdebatan masih berlangsung terkait keseimbangan kepentingan antara pemilik karya dengan pengembang AI. - Masalah Terkait Karya yang Dihasilkan
Karena output yang dihasilkan sebagian besar diambil dari data yang sudah tersebar di internet, yang tidak semuanya benar, Gen-AI pun dapat menghasilkan karya yang salah, tidak pantas, ilegal, melanggar Hak Cipta, informasi pribadi, tuduhan pencemaran nama baik, diskriminatif, bias, dan berbahaya. Walaupun pengamanan teknis terus dikembangkan untuk meningkatkan akurasi, kompleksitas data dan proses penghitungan yang dituntut cepat, masih menjadi tantangan bagi AI tercanggih sekalipun.Selain itu, undang-undang Hak Cipta atau Kekayaan Intelektual lainnya di sebagian besar negara, ditulis sebelum munculnya karya berbasis AI. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpastian dalam kepemilikan hak atas Kekayaan Intelektual berbasis AI.
- Lambatnya Penerapan Hukum
Pemerintah dan regulator sedang merumuskan undang-undang, peraturan, kebijakan, dan pedoman baru terkait Gen-AI ini. Dengan demikian ada regulasi yang tepat yang dapat mengatur bisnis atau organisasi yang menggunakan Gen-AI. Regulasi spesifik ini sudah diberlakukan di Tiongkok, yang akan diikuti penerapannya di Uni Eropa.
Selain lima permasalahan di atas, masih ada potensi masalah lainnya seperti proses pelatihan dan penggunaan Gen-AI yang menggunakan mesin yang boros energi. Untuk itu berbagai organisasi internasional, seperti UNESCO, OECD, dan “Kemitraan Global untuk AI,” telah menerbitkan panduan tentang prinsip-prinsip umum untuk penggunaan AI yang bertanggung jawab. Mereka telah memberikan pedoman kepada setiap perusahaan dan organisasi terkait, untuk menerapkan kebijakan yang mengatur staf pengembangan dan proses pelatihan Gen-AI yang bertanggung jawab.
Generative AI dan Kekayaan Intelektual
Generative AI memiliki banyak keterkaitan dengan Kekayaan Intelektual, namun memiliki banyak celah ketidakpastian hukum terkait dengannya. Walaupun mitigasi atau upaya untuk mengurangi resiko ini bisa jadi belum maksimal, namun sejumlah upaya berikut dapat Anda pertimbangkan dalam melindungi Kekayaan Intelektual Anda, terutama bagi bisnis yang bersinggungan erat dengan Gen-AI.
- Rahasia Dagang
Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang. Jika bisnis Anda menggunakan Gen-AI, bisa jadi secara tidak sengaja Anda memberikan Rahasia Dagang atau informasi sensitif sebagai data yang digunakan dalam pelatihan AI. Maka dari itu, Anda harus menerapkan kombinasi perlindungan teknis, hukum, dan praktis untuk mencegahnya.
Resiko | Mitigasi |
Gen-AI dapat menyimpan dan melatih perintah dari pengguna. Jika pengguna menyertakan Rahasia Dagang dalam perintah, kerahasiaan dapat hilang karena pengembang AI bisa jadi memiliki salinan rahasia tersebut dan menjadikan rahasia tersebut sumber data bagi pelatihan Gen-AI, serta dibagikan secara publik untuk pengguna lain. | Periksa pengaturan pada perangkat Gen-AI untuk meminimalkan resiko pengembang dalam menyimpan atau melatih AI dengan menggunakan perintah Anda. |
Ketika bisnis dan organisasi melatih Gen-AI dari nol atau menyempurnakan AI yang ada dengan menggunakan Rahasia Dagang, ada risiko rahasia tersebut dapat diakses oleh publik. | Pertimbangkan untuk menggunakan Gen-AI yang beroperasi dan disimpan di cloud pribadi. |
Peretas mungkin dapat mengekstrak data pelatihan, termasuk Rahasia Dagang, menggunakan teknik seperti “injeksi perintah.” | Periksa apakah pengembang Gen-AI akan menyimpan, memantau, dan meninjau perintah Anda. Pastikan penyedia dapat memberikan perlindungan dan jaminan yang sesuai dari terkait Rahasia Dagang. |
Penyedia aplikasi Gen-AI, walaupun digunakan secara pribadi, dapat memantau dan menyimpan perintah untuk memeriksa apakah aplikasi tersebut digunakan untuk kegiatan yang tidak tepat. Dalam beberapa kasus, perintah tersebut dapat disalahgunakan oleh staf pengembang yang tidak bertanggung jawab. | Batasi akses ke perangkat Gen-AI kepada staf yang menyimpan Rahasia Dagang. |
Terapkan kebijakan yang ketat kepada staf dan berikan pelatihan tentang risiko penyertaan Rahasia Dagang dalam perintah terkait Gen-AI. | |
Memanfaatkan jasa spesialis keamanan informasi dalam memeriksa dan memantau perangkat Gen-AI dapat menjadi pertimbangan. |
- Pelanggaran Merek dan Hak Cipta
Banyak perangkat Gen-AI yang dilatih dengan menggunakan milyaran data yang dilindungi oleh Hak Cipta (artikel, foto, audio, video, dsb.) dan Merek (logo, slogan, dll.). Sejumlah sengketa hukum juga sedang berlangsung, menuduh bahwa penelusuran dan penggunaan data dalam melatih AI, hingga karya yang dihasilkan merupakan bentuk pelanggaran Hak Cipta dan Merek. Namun secara teori, rezim Kekayaan Intelektual (KI) lainnya seperti Desain Industri dan Paten juga dapat terpapar pelanggaran ini.
Masih adanya ketidakpastian hukum terkait AI memang sangat bergantung pada yurisdiksi. Namun jika usaha Anda berbasis Kekayaan Intelektual dan aktif menggunakan Gen-AI, Anda harus dapat memitigasi resiko terpapar dengan menggunakan perangkat yang benar-benar sesuai, mendapatkan garansi atau perlindungan jika memungkinkan, memeriksa kumpulan data yang telah digunakan, serta menerapkan langkah-langkah teknis dan praktis untuk mengurangi kemungkinan pelanggaran.
Resiko | Mitigasi |
Ada proses litigasi yang tidak mudah di seluruh dunia dalam menentukan apakah pelatihan AI yang menggunakan data yang dilindungi KI, begitu juga dengan output yang dihasilkan olehnya merupakan pelanggaran KI. | Pertimbangkan untuk menggunakan Gen-AI yang telah dilatih hanya pada data yang telah dimiliki lisensinya, bersifat domain publik, atau milik pengguna sendiri. |
Risikonya tidak terbatas pada pengembang AI, tapi juga pada pengguna Gen-AI. Karena di banyak negara, tanggung jawab atas berbagai bentuk pelanggaran KI, seperti membuat salinan karya yang dilindungi Hak Cipta, dapat dikenakan apabila ada iktikad tidak baik dari pengguna. | Pertimbangkan pengguaan Gen-AI yang bersedia menawarkan ganti rugi yang layak dan sesuai terhadap pelanggaran KI, khususnya pelanggaran Hak Cipta. Misalnya, Anda akan mendapatkan ganti rugi jika Anda telah mengiktui sejumlah langkah yang diterapkan dalam kontrak. |
Pengadilan belum dapat memutuskan apakah pengembang, penyedia, pelanggan, dan pengguna Gen-AI dapat bertanggung jawab atas pelanggaran KI, termasuk denda/pembayaran kompensasi, atau kemungkinannya untuk menghancurkan aplikasi atau output yang melanggar. Karena pengadilan masih pada posisi tidak dapat memutuskan apakah adil jika pelatihan AI tidak dapat dilakukan pada data yang merupakan KI yang dilindungi. | Secara menyeluruh periksa kumpulan data saat melatih atau menyempurnakan AI generatif. Verifikasi kepemilikan KI, cakupan lisensi untuk pelatihan AI, dan kepatuhan terhadap lisensi Creative Commons atau status domain publik. Pastikan kenyamanan dengan pengecualian hak cipta yang berlaku di yurisdiksi yang dituju. |
Mengenai potensi pelanggaran Hak Cipta, undang-undang di beberapa negara mencakup pengecualian yang mungkin berlaku untuk Gen-AI. Misalnya ternyata masih dianggap sebagai penggunaan wajar, termasuk untuk pengambilan teks dan data, hingga penyalinan sementara. Namun, karena kurangnya persamaan hukum antarnegara, praktek dari Gen-AI ini rentan menimbulkan ketidakpastian hukum. | Hingga kini regulator masih mengupayakan cara untuk memberlakukan kewajiban kepada para pengembang Gen-AI untuk mengungkapkan detail item yang dilindungi KI yang digunakan untuk melatih AI miliknya. Maka dari itu, jika Anda merupakan pengembang Gen-AI, Anda dapat melakukan pencatatan yang mendokumentasikan bagaimana AI tersebut dilatih. |
Bahkan jika pengadilan telah mengeluarkan putusan, keputusannya akan sangat bergantung pada kondisi khusus terkait kasus tersebut dan ketentuan hukum di negara tersebut. | Terapkan kebijakan dan pelatihan kepada staf pengembang atau pengguna untuk meminimalkan risiko menghasilkan output yang melanggar. Disarankan untuk tidak memberikan petunjuk yang merujuk pada Merek atau karya yang dilindungi Hak Cipta. |
Pertimbangkan untuk menerapkan langkah-langkah untuk memeriksa apakah output yang dihasilkan mengandung plagiarisme, atau kemiripan nama dan gambar. | |
Evaluasi langkah-langkah mitigasi, biaya terkait, dan risiko bisnis berdasarkan konteks. |
- Kewajiban Open-Source Terkait Kode Pemrograman
Kode pemrograman yang dihasilkan oleh Gen-AI, bisa jadi akan tunduk pada kewajiban Open-Source, yang berarti kode tersebut akan tersedia bagi publik. Anda pun secara tidak langsung akan mempersilakan kepada pengguna lainnya untuk menggunakan, memodifikasi, atau mendistribusikannya dengan bebas. Namun tentunya Anda dapat melakukan upaya agar tetap mendapatkan atribusi berupa pencantuman nama atau kebijakan lainnya yang berlaku dalam penggunaan Gen-AI tersebut.
Maka dari itu, Anda perlu memastikan apakah kebijakan open-source tersebut sesuai dengan peraturan yang ada di perusahaan Anda, termasuk bagaimana potensi ganti rugi jika terjadi kebocoran, atau proteksi lain dari penggunaan open-source.
Resiko | Mitigasi |
Gen-AI yang dilatih dengan menggunakan kode open-source akan menghasilkan output yang harus tunduk pula pada perundangan open-source. Maka dari itu Anda tidak dapat lagi mendapatkan hak komersil atau atribusi dari kode yang digunakan. Dan praktek ini masih terus mengundang sengketa hukum di Amerika Serikat. | Pertimbangkan untuk menggunakan Gen-AI yang dilatih dengan kode berlisensi atau memiliki perlindungan teknis yang dapat mendeteksi lisensi open-source yang relevan. |
Beberapa regulasi terkait open-source menetapkan bahwa kode apa pun yang digabungkan dengan kode berbasis open-source, akani tunduk pada regulasi open-source. Oleh karena itu, pengguna yang mengintegrasikan kode yang dihasilkan oleh AI, secara tidak langsung akan membuat kode yang dibuatnya menjadi open-source. | Pertimbangkan untuk menggunakan Gen-AI yang menawarkan ganti rugi terhadap pelanggaran open-source. Periksa tingkat dan kesesuaian perlindungan, juga ketentuan yang berlaku. |
Saat melatih atau menyempurnakan Gen-AI, periksa data pelatihan secara menyeluruh untuk memasikan apakah kode yang digunakan tidak melanggar regulasi open-source. | |
Gunakan pendekatan risiko-manfaat untuk penggunaan Gen-AI generatif dalam membuat kode pemrograman. Jika Anda tidak ingin kode yang Anda buat jatuh pada kebijakan open-source, Anda dapat mempertimbangkan untuk melarang staf atau pihak yang tidak berkepentingan lainnya menggunakan Gen-AI pada proyek yang sedang dikerjakan. |
- Deepfakes: Hak atas Kemiripan dan Suara
Di banyak negara, Kemiripan dan Suara dari sosok terkenal memiliki perlindungan hukum, walaupun detail regulasinya tidak sama persis. Bentuk perlindungannya dapat terkait pada undang-undang Kekayaan Intelektual, persaingan tidak sehat, hak asasi manusia, hak konstitusional, hingga hak publisitas.
Outpun dari Gen-AI yang dapat penampilan dan/atau suara dari sosok terkenal tersebut, harus mempertimbangkan risiko hukum yang mungkin timbul dari penggunaannya secara komersil.
Resiko | Mitigasi |
Penggunaan atau peniruan suara atau rupa seseorang yang tidak sah dapat mengakibatkan pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual atau hak lainnya, dengan regulasi dan kepastian hukum yang dapat berbeda di banyak negara. | Terapkan kebijakan staf yang ketat dan berikan pelatihan yang tegas dalam penggunaan Gen-AI yang dapat menghasilkan “deepfake.” Jika Gen-AI tersebut tetap digunakan, terapkan kebijakan yang melarang referensi ke individu tertentu dalam perintahnya. |
Peniruan wajah dan suara juga dapat menimbulkan risiko rusaknya reputasi atau tindakan hukum, seperti penipuan atau pencemaran nama baik. Banyak negara telah mempertimbangkan untuk membuat undang-undang dan peraturan khusus untuk deepfake. Misalnya, China (RRT) telah mengeluarkan peraturan terkait “Deep Synthesis.” | Dalam kasus di mana ada alasan bisnis yang sah untuk mensintesis suara atau rupa seseorang, Anda harus mendapatkan persetujuan atau lisensi yang diperlukan dari pihak tersebut. |
- Hak Kekayaan Intelektual dan Kepemilikan Output
Hingga kini masih belum jelas apakah konten yang dihasilkan oleh Gen-AI seperti teks, gambar, atau karya kreatif lainnya, dapat dilindungi oleh hak Kekayaan Intelektual. Kalau pun terlindungi, siapa yang dapat menjadi pemiliknya masih mengundang polemik tersendiri. Bahkan jika konten yang dihasilkan tidak terlindungi, tetap harus ada kebijakan kontraktual yang mengatur penggunaannya.
Karena kepemilikan output yang kedudukannya dalam hukum masih abu-abu, Anda harus mempertimbangkan bahwa pembuatan output dengan Gen-AI merupakan karya yang tidak dianggap penting, karena hak-nya belum tentu dapat Anda miliki sepenuhnya.
Resiko | Mitigasi |
Undang-undang Kekayaan Intelektual di sebagian besar negara dibuat sebelum hadirnya Gen-AI beserta dampaknya. Hal ini menyebabkan ketidakpastian mengenai apakah ada unsur Kekayaan Intelektual dalam sebuah karya yang dihasilkan oleh Gen-AI dan siapa yang menjadi pemiliknya. Hal ini mungkin tidak menjadi masalah besar jika terkait Merek, namun akan sulit jika terkait karya yang dilindungi Hak Cipta. | Perhatikan syarat dan ketentuan dari Gen-AI untuk memahami siapa yang pemilik KI dari suatu output (jika ada). |
Permohonan Paten yang mencantumkan DABUS, sebuah AI sebagai Penemu, secara konsisten ditolak di negara-negara yang menganggap faktor manusia sebagai Penemu adalah hal yang krusial.
Terutama terkait apakah Paten tersebut dapat dilisensikan atau tidak, yang tetap membutuhkan persetujuan manusia/pemiliknya. |
Pelajari cara untuk meningkatkan kontrol atau hak atas output yang menggabungkan elemen IP seperti nama merek dan logo atau melibatkan kreativitas manusia dalam memodifikasi atau membuat versi baru dari output. |
Kantor Hak Cipta Amerika Serikat telah mengeluarkan panduan tentang pendaftaran karya yang berisi materi yang dihasilkan oleh AI, yang menunjukkan bahwa kontribusi kreatif dari manusia tetap diperlukan. Keputusan tersebut menetapkan bahwa perintah teks pengguna saja tidak dapat ditetapkan sebagai karya yang dilindungi Hak Cipta, karena perintah tersebut hanya “mempengaruhi” hasil karya.
Namun, Pengadilan Internet Beijing baru-baru ini memutuskan bahwa pengguna memiliki Hak Cipta dalam gambar yang dihasilkan oleh AI. Karena ia menyesuaikan perintah dan parameter sehingga gambar tersebut mencerminkan pilihan dan penilaian estetika dari penggunanya. Berbagai interpretasi Hak Cipta untuk karya yang dihasilkan AI ini menimbulkan ketidakpastian hukum terkait pengakuan global atas Hak Cipta yang dihasilkan oleh Gen-AI. |
Dokumentasikan peran manusia dalam proses penemuan atau penciptaan. |
Beberapa negara seperti India, Irlandia, Selandia Baru, Afrika Selatan, dan Inggris telah mengakui perlindungan Hak Cipta dapat diberikan pada “karya yang dihasilkan komputer” tanpa keterlibatan manusia. Begitu juga dengan Ukraina yang telah memperkenalkan hak untuk “objek non-asli” yang dihasilkan oleh program komputer. | Jika memungkinkan, buat perjanjian tentang siapa yang memiliki Hak Cipta dalam karya yang dihasilkan. Selama pembuktian hukum masih bervariasi di tiap negara, perjanjian yang Anda buat dapat meningkatkan kepastian hukum. |
Saat menugaskan suatu pekerjaan, pastikan bahwa pekerjaan tersebut tidak menggunakan Gen-AI. | |
Pertimbangkan untuk menggunakan Gen-AI hanya jika hak Kekayaan Intelektual atas output tersebut tidak penting. Seperti untuk penggunaan internal, inspirasi, atau penggunaan sementara, termasuk unggahan di media sosial yang bersifat pribadi. |
Kesimpulan
Penggunaan Gen-AI tidak dilarang dalam sebuah bisnis, namun harus digunakan secara bertanggung jawab agar tidak melanggar hukum. Anda dapat menggunakan daftar berikut sebagai acuan, agar bisnis yang Anda jalankan tidak terkendala di tengah kemajuan teknologi yang berkembang pesat.
Kebijakan Staf dan Pelatihan
Terapkan kebijakan staf dan pelatihan AI yang tepat, agar tercipta penggunaan yang tepat dan mendorong eksperimen dari penggunaan Gen-AI yang bertanggung jawab, termasuk:
- Memahami peluang, risiko, dan keterbatasan yang terkait dengan Gen-AI.
- Menghindari penggunaan informasi rahasia dalam perintah.
- Batasi akses ke Gen-AI yang dilatih dengan Rahasia Dagang kepada staf yang tidak memiliki akses resmi atas informasi tersebut.
- Hindari penggunaan KI milik pihak ketiga dalam perintah, untuk meminimalisir pelanggaran atas suatu output.
- Hindari penggunaan Gen-AI yang dapat menghasilkan “deepfake”.
Pemantauan & Manajemen Risiko
- Anda wajib memantau perkembangan peraturan hukum, termasuk kasus yang terkait dengan penggunaan Gen-AI.
- Perbarui kebijakan di perusahaan Anda secara berkala terkait dengan perkembangan peraturan hukum tersebut.
- Komunikasikan risiko hukum yang mungkin terjadi kepada seluruh pihak yang terkait, agar dapat memahami resiko dari pelanggaran kebijakan terhadap penggunaan Gen-AI.
- Mengelola penggunaan Gen-AI dengan baik. Mana saja yang boleh digunakan oleh umum, mana yang bisa digunakan untuk informasi rahasia, atau yang lainnya.
Dokumentasikan dengan Baik
- Dalam melatih AI, Anda harus mendokumentasikan setiap perintah dengan baik
- Minta staf untuk memberi label pada output yang dihasilkan dan menyimpan catatan perintah yang digunakan.
- Dokumentasikan peran manusia dalam proses pembuatannya.
Pertimbangkan Nilai Manfaatnya
- Perhatikan syarat dan ketentuan serta pengaturan pada Gen-AI yang Anda gunakan, untuk memahami hal-hal berikut:
- Apakah pengembang menyimpan perintah Anda?
- Mengetahui data apa saja yang telah digunakan untuk melatih perangkat tersebut.
- Apakah data yang digunakan bersumber dari data yang berlisensi, domain publik, atau memiliki perlindungan teknis terhadap penggunaan data yang dilindungi?
- Apakah penyedia menawarkan ganti rugi jika terjadi pelanggaran KI dan apa saja ketentuannya?
- Periksa dan pantau perangkat Gen-AI yang Anda gunakan oleh spesialis keamanan informasi.
- Simpan dan gunakan Gen-AI di tempat atau di cloud pribadi untuk meningkatkan kontrol dan jaminan keamanan. Serta pastikan penyedia Gen-AI memberikan jaminan perlindungan yang sesuai terkait kerahasiaan informasi
Sumber Data
- Periksa kumpulan data yang Anda gunakan saat melatih AI dan perhatikan kepemilikian KI-nya, serta cakupan lisensinya.
Output
- Periksa ketentuan yang diberikan oleh penyedia Gen-AI tentang hak Kekayaan Intelektual dan kepemilikan dari output yang dihasilkan.
- Periksa apakah ada potensi pelanggaran KI sebelum menggunakan output.
- Integrasikan perintah dengan kreativitas manusia, agar Anda masih tetap dapat memiliki kendali dan hak atas output yang dihasilkan oleh Gen-AI.
- Buat perjanjian tentang kepemilikan output.
- Dokumentasikan peran manusia dalam proses penciptaan.
- Dapatkan persetujuan dan lisensi yang diperlukan untuk mensintesis suara atau rupa seseorang.
Hingga kini WIPO masih menjaring masukan dari seluruh stakeholder untuk memfasilitasi diskusi dalam rangka berbagi pengetahuan tentang dampak teknologi terkini, termasuk AI pada Kekayaan Intelektual. Sehingga diharapkan para pembuat kebijakan di masing-masing negara dapat memahami seluruh pilihan yang potensial untuk diterapkan.
Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut terkait isu Generatif AI dan kaitannya dengan Hukum Kekayaan Intelektual, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email [email protected].
Sumber:
- Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO)
Waah, ternyata resiko penggunaan kecerdasan buatan cukup banyak, ya?! Terima kasih telah mengulas ini. Kebetulan sedang ingin mencari referensi resiko-resiko penggunaan artificial intelligence. Artikel ini banyak membantu.
Sama-sama kak, kalau butuh informasi lebih lanjut, kami bisa dihubungi melalui WA yang nomornya bisa diakses di pojok kanan bawah.