Memasuki tahun 2026, pola berbisnis mengalami perubahan yang semakin signifikan. Bisnis tidak lagi terbatas pada penjualan produk fisik atau penyediaan jasa konvensional di plaform online. Hadirnya content creator, podcaster, streamer, influencer, hingga profesional dengan personal brand juga membuat persaingan bisnis jadi semakin menarik dan dinamis, dimana mereka juga menjalankan kegiatan usaha—menjual nilai, reputasi, dan kepercayaan yang dibangun melalui persona di ruang publik.
Di tengah kompetisi yang semakin padat, satu elemen menjadi pembeda utama: Merek! Nama yang kuat bukan sekadar identitas, melainkan fondasi branding yang membuat suatu produk, jasa, atau persona berbeda, dikenali, dan diingat.
Gojek? Tokopedia? Kopi Kenangan? Tentu saja. Tapi sekarang kita juga mengenal Agak Laen, Endgame, Vindes, atau karakter-karakter yang sudah menjalankan bisnis IP, seperti Tahilalats dan Si Juki yang tidak hanya populer, tapi juga sudah didaftarkan sebagai Merek.
Karena branding tanpa perlindungan hukum adalah risiko yang sering kali baru disadari ketika masalah sudah terjadi…
Branding Saja Tidak Cukup Tanpa Kepemilikan Hukum
Banyak pelaku usaha dan content creator berfokus pada membangun nama, audiens, dan reputasi selama bertahun-tahun. Followers bertambah, pelanggan loyal terbentuk, dan nilai komersial meningkat. Sayangnya, tidak sedikit yang lupa satu hal krusial, “Apakah nama tersebut benar-benar milik kita secara hukum?”
Tanpa pendaftaran Merek, tidak ada kepemilikan eksklusif atas nama yang digunakan. Artinya, pihak lain masih memiliki peluang untuk mendaftarkan nama yang sama lebih dulu. Jika itu terjadi, konsekuensinya sangat serius, yakni produk, jasa, atau persona yang sudah mapan dapat dipaksa berganti nama, bahkan berpotensi menghadapi tuntutan hukum.
Situasi seperti ini bukan hal yang jarang terjadi. Justru sering menimpa mereka yang sudah terlanjur sukses tanpa perlindungan Merek sejak awal.
Merek Adalah Aset, Sejak Hari Pertama
Masih banyak anggapan bahwa pendaftaran Merek hanya relevan bagi perusahaan besar. Padahal, dalam praktiknya, Merek justru paling penting sejak tahap awal—saat bisnis, channel, atau personal brand mulai dibangun.
Entah Anda sedang menjalankan usaha skala kecil maupun menengah, startup digital, bisnis berbasis jasa, maupun personal branding sebagai content creator atau profesional, nama yang digunakan adalah aset komersial. Semakin berkembang aktivitas Anda, semakin tinggi pula nilai aset tersebut. Tanpa perlindungan hukum, aset ini sangat rentan.
Bagaimana Menjadi Pemilik Merek yang Sah?
Untuk memperoleh kepemilikan yang sah dan eksklusif, pendaftaran Merek perlu dilakukan secara strategis. Prosesnya bukan sekadar mengisi formulir, tetapi melibatkan pemahaman hukum dan perencanaan bisnis yang matang. Berikut ini 5 (lima) tips yang dapat Anda lakukan:
- Lakukan penelusuran Merek.
Penelusuran bertujuan memastikan bahwa nama yang akan digunakan tidak memiliki persamaan dengan Merek lain yang sudah terdaftar. Persamaan tidak hanya dinilai dari tampilan visual, tetapi juga dari bunyi, cara pengucapan, serta kesan yang ditimbulkan. Tahap ini penting untuk menghindari risiko penolakan di kemudian hari. - Pahami apakah nama tersebut dapat didaftarkan.
Tidak semua nama memenuhi syarat sebagai Merek. Nama yang terlalu umum, hanya mendeskripsikan produk atau jasa, menyesatkan, bertentangan dengan hukum, atau menyerupai Merek terkenal, berpotensi ditolak. Nama yang ideal adalah nama yang memiliki daya pembeda dan identitas yang jelas. - Tentukan kelas Merek yang tepat.
Pendaftaran Merek dilakukan berdasarkan klasifikasi barang dan/atau jasa. Pemilihan kelas tidak boleh asal, karena menentukan ruang lingkup perlindungan. Kesalahan memilih kelas dapat menyebabkan Merek tidak terlindungi secara optimal atau membuka celah bagi pihak lain untuk mendaftarkan nama yang sama di bidang yang berbeda. - Pahami tahapan pemeriksaan.
Setelah diajukan, Merek akan melalui proses pemeriksaan formalitas, pengumuman, hingga pemeriksaan substantif. Dalam proses ini, bisa muncul penolakan atau keberatan dari pihak ketiga. Penanganan yang tepat memerlukan pemahaman hukum dan strategi yang solid. - Diskusi dengan Konsultan Merek dalam Melindungi Masa Depan Bisnis
Jika bisnis dan masa depan sudah jadi orientasi Anda, peran Konsultan Merek menjadi sangat relevan. Konsultan tidak hanya membantu proses administratif, tetapi juga:
-
- menganalisis risiko sejak awal;
- memberikan rekomendasi nama dan kelas yang strategis;
- mendampingi jika terjadi penolakan atau keberatan; serta
- memastikan perlindungan Merek sejalan dengan rencana pengembangan bisnis jangka panjang. Misalnya jika Anda ingin menambah varian produk, diversifikasi bisnis, atau melakukan ekspansi ke luar negeri, Konsultan Merek juga dapat memberikan masukan yang tepat terkait perlindungan Mereknya.
Dengan pendampingan yang tepat, pendaftaran Merek menjadi investasi hukum, bukan sekadar kewajiban formal. Dari sisi biaya, “investasi” yang kita keluarkan melalui biaya pendaftarannya pun terbilang sangat layak, mengingat masa perlindungan Merek itu berlaku selama 10 tahun.
Resolusi Anda – Masa Depan Anda
Resolusi 2026 bukan hanya soal meningkatkan omzet, memperluas pasar, atau menambah jumlah followers. Resolusi yang jauh lebih fundamental adalah memastikan bahwa apa pun yang Anda bangun—produk, jasa, maupun persona—berdiri di atas fondasi hukum yang kuat.
Merek bukan pelengkap, melainkan identitas dan hak eksklusif. Daftarkan Merek sejak awal agar perjalanan bisnis Anda aman, berkelanjutan, dan terlindungi.
Karena dalam dunia usaha, yang bertahan bukan hanya yang paling cepat tumbuh, tetapi yang paling siap melindungi asetnya.
Untuk informasi lebih lanjut terkait pendaftaran Merek di Indonesia atau manca negara, langsung hubungi kami melalui kanal berikut ini dan dapatkan 15 menit konsultasi GRATIS!
📩 E-Mail : [email protected]
📞 Book a Call : +62 21 83793812
💬 WhatsApp : +62 812 87000 889







